GOOGLE TRANSLATE>>>>
ARSIP>>>>
-
▼
2011
(73)
-
▼
Juni
(19)
- BAHAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH (CAKEP)
- CCleaner SOFTWARE V3.06
- CSS Menu Generator
- HASIL UN (UJIAN NASIONAL) 2010/2011
- TINGKAT KELULUSAN SMP DI KALSEL NAIK
- SEKOLAH YANG BAGUS
- TATA TERTIB SISWA DAN GURU
- RINCIAN TUGAS BEBERAPA PERSONIL SEKOLAH
- MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH: PERMASALAHAN DAN PEMEC...
- Beberapa Temuan Hasil Penelitian Tentang MBS
- Contoh Program Kerja Sekolah
- ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP 2010/2011
- PSB ONLINE KOTA BANJARMASIN
- KEKENTALAN DARAH BAGI KESEHATAN KITA
- JAM PIKET ORGAN TUBUH MANUSIA
- DAHSYATNYA MENJILAT PERANGKO
- SERANGAN JANTUNG DAN KEBIASAAN MINUM AIR PANAS/HANGAT
- KANKER PAYUDARA
- TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?????????
-
▼
Juni
(19)
Labels
- Artikel (26)
- Cerita Legenda (8)
- Informasi Pendidikan (89)
- Informasi Umum (12)
- Materi Pelajaran (9)
- RPP (1)
- Software (11)
- Tutorial (3)
Minggu, 26 Juni 2011
TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?????????
Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460 F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam.
Mau tahu nama Mahasiswa itu......????????????Mau tahu.......???????
Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
Baca Selengkapnya......
KANKER PAYUDARA
Kanker payudara? Siapa pun pasti ingin menghindarinya. Beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit yang menakutkan k aum wanita tersebut.
Simaklah, apakah ke enam jenis makanan tersebut sudah terdapat dalam daftar belanjaan atau tidak.
1. Gandum
Dalam hal ini Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap ?gelas gandum setara dengan 10gr dari kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakin merangsang pertumbuhan kanker payudara.
2. Ikan Salmon dan Tuna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan mengkonsumsi ikan tuna dan salmon setiap hari, ternyata tingkat risiko terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut.
3. Wortel dan Bayam
Wanita yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan bayam, juga berisiko terkena kanker payudara dua kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.
4. Yoghurt
Pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium, diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.
5. Susu Kedelai Murni
Diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni ternyata dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara sebesar 28% dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan.
6. Jus Jeruk
Masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50%.
Anderson Cancer Center menyimpulkan bahwa wanita yang mencukur bulu ketiaknya ternyata 10 kali lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang membiarkan bul u ketiaknya tumbuh apa adanya.
Dr. Therese Bevers dari M.D. Anderson mengungkapkan, dengan mencukur bulu ketiak, di ketiak akan timbul banyak luka tak kasat mata serta pori-pori di daerah ketiak akan membesar. Ini memungkinkan toxin dan zat kimia dari berbagai produk seperti deodorant, bedak, dan krim akan dengan mudah memasuki kulit. Deodorant antiperspirant menambah mudah toxin masuk ke dalam kulit, karena antiperspirant mencegah pengeluaran keringat yang bisa membantu melunturkan toxin yang masuk. Toxin yang masuk itu dapat tertimbun pada payudara, dan akibatnya adalah timbulnya kanker.
Bevers menjelaskan bahwa bulu ketiak memang berguna untuk melindungi ketiak dari zat racun yang hendak masuk dari luar tubuh, karena di ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan transportasi racun terutama ke payudara dan bagian tubuh lainnya. Kemungkinan transportasi toxin ke bagian tubuh lain juga ada, sehingga memang ketidakadaan bulu ketiak juga memudahkan tumbuhnya kanker dibagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan otak, terutama apabila di payudaranya sudah tumbuh kanker. Untuk wanita yang kurang menjaga kebersihannya, ketiadadaan bulu ketiak juga memungkinkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori dan memudahkan timbulnya bisul atau abses.
Kesimpulan adanya hubungan antara kanker dan mencukur bulu ketiak ini diperoleh dari pendataan terhadap wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun terakhir. American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2002 saja akan timbul 175.000 kasus baru kanker payudara ganas di Amerika Serikat, dan akan terjadi 43.000 kematian karena kanker payudara.
Lebih lanjut, Bevers mengemukakan bahwa setiap rambut yang tumbuh pada tubuh kita memang dapat menjaga organ tubuh vital yang ada di dekatnya, dan adalah ironis bahwa banyak wanita yang membuang bulu ketiaknya hanya karena alasan mode padahal di dekat ketiak terda pat organ yang sangat penting yaitu payudara.
Pria terbukti jauh lebih aman terhadap bahaya ini karena kebanyakan pria tidak mencukur bulu ketiaknya. Ketika ditanya apakah menghilangkan bulu ketiak dengan cara lain seperti waxes dan mencabutnya juga meningkatkan kerentanan yang sama terhadap kanker, Bevers menjawab memang membuang bulu ketiak dengan mencukurnya adalah paling berbahaya karena kemungkinan timbulnya luka-luka minor lebih besar, namun cara lain justru memperbesar pori-pori jauh lebih besar daripada mencukur sehingga secara garis besar seluruhnya sama bahayanya. Bevers menyarankan agar wanita tidak perlu mencukur bulu ketiaknya karena bahayanya sangat besar dibandingkan dengan manfaatnya.
"Budaya menghilangkan bulu ketiak itu ditumbuhkan karena alasan bisnis semata, padahal dilihat dari sudut pandang medis sangat merugikan bagi yang melakukannya", kata Bevers.
Baca Selengkapnya......
SERANGAN JANTUNG DAN KEBIASAAN MINUM AIR PANAS/HANGAT
Bukan saja anjuran meminum air panas selepas makan, tetapi berhubungan dengan SERANGAN JANTUNG!!!!.
Secara logik..., mungkin ada kebenarannya.. Orang-orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan... dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat
sewaktu menikmati hidangan!!!!
Kita tidak akan kehilangan apa-apa... malah
akan mendapat faedah dari kebiasaan ini.
Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !!
Walau bagaimanapun, Air ES akan membekukan makanan berminyak
yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita.
Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.
Jalan terbaik...adalah minum sup panas atau air hangat habis makan.
:Nota penting tentang SERANGAN JANTUNG!!!
Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri.
Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda.
Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada
serangan pertama serangan jantung.
Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya.
Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur.
Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.
Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup...
Baca Selengkapnya......
DAHSYATNYA MENJILAT PERANGKO
Suatu hari seorang wanita yang bekerja disebuah kantor pos di California , merekatkan amplop dan perangko tanpa menggunakan lem atau busa basah,
melainkan dengan cara menjilatnya. Pada saat itu wanita tersebut langsung merasakan lidahnya terasa seperti teriris.
Seminggu kemudian dia merasakan sesuatu yang tidak biasa pada lidahnya.Dia pergi ke dokter dan tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Lidahnya tidak luka atau tidak ada kelainan apapun.
Beberapa hari berikutnya, lidahnya mulai agak membengkak dan mulai terasa sakit, begitu sakitnya sehingga dia tidak dapat makan apapun. Dia segera ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan X-Ray.Ternyata ada sesuatu didalam lidahnya. Saat itu juga dokter segera mempersiapkan pembedahan kecil.
Ketika dokter mengiris/membuka lidah tersebut, ternyata seekor kecoak kecil merayap keluar.
Setelah diselidiki maka didapat kenyataan bahwa kecoak tersebut berasal dari telur kecoak yang sangat kecil yang menempel pada bagian lem amplop.
Setelah dijilat maka telur tersebut menempel pada lidah dan mengeram disana karena adanya ludah yang hangat dan lembab hingga kecoak tersebut menetas.
Kejadian nyata ini dilaporkan oleh CNN.
Andy Hume menulis: "Saya bekerja di pabrik amplop, dan kalian tidak akan percaya..... .ada sesuatu yang mengambang disekitar nampan wadah lem, saya tidak pernah sekalipun menjilat amplop. Saya pernah bekerja di percetakan (32 tahun lalu) dan kami selalu dihimbau agar jangan merekatkan amplop dengan lidah.
Saya tidak pernah mengerti mengapa, hingga suatu saat saya masuk ke ruang penyimpanan untuk mengambil 2,500 lembar amplop yang sudah dicetak dan
melihat sendiri beberapa ekor kecoak berkeliaran didalam kotak amplop dengan telur kecoak dimana-mana. Mereka hidup dengan memakan lem yang terdapat pada amplop-amplop tersebut".
Setelah mengetahui hal ini, janganlah pernah sekalipun Anda merekatkan amplop, perangko ataupun meterai dengan cara menjilatnya. Gunakanlah lem atau busa basah.
Baca Selengkapnya......
JAM PIKET ORGAN TUBUH MANUSIA
Hai sobat semua... mudah-mudahan info sekelumit ini bermanfaat bagi kita semua , coba untuk disimak dan direnungkan>>>
1. LAMBUNG (Jam 07.00 - 09.00)
Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.
2. LIMPA (Jam 09.00 - 11.00)
Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.
3. JANTUNG (Jam 11.00 - 13.00)
Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah.
4. HATI (Jam 13.00 - 15.00)
Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.
5. PARU-PARU (Jam 15.00 - 17.00)
Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi
paru-paru
6. GINJAL (Jam 17.00 - 19.00)
Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
7. LAMBUNG (Jam 19.00 - 21.00)
Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan
8. LIMPA (Jam 21.00 - 23.00)
Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
9. JANTUNG (Jam 23.00 - 01.00)
Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.
10. HATI (Jam 01.00 - 03.00)
Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.
11. PARU-PARU (Jam 03.00 - 05.00)
Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru, apabila terjadi batuk, bersin-bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.
12. USUS BESAR (Jam 05.00 - 07.00)
Jam piket organ usus besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur.
Baca Selengkapnya......
KEKENTALAN DARAH BAGI KESEHATAN KITA
Ada satu pertanyaan, yaitu "Mengapa harus minum air putih banyak-banyak..?" Well, sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik tersebut bisa dijelaskan sbb:
Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air.
Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%.Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah : Otak dan Darah. !!
Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, Sementara darah memiliki Komponen air 95%.
Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari.
Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok.
Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari...?
Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya...?
Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri.Dari otak...?
Belum sampai segitunya (wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...), melainkan dari sumber terdekat : Darah. !!
Darah yang disedot airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanan nya akan kurang lancar ketimbang yang encer.
Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah) Ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah. Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa
menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal.
Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan 400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah
Eh, tadi saya sudah bicara tentang otak ' kan...?
Nah saat darah kental meng alir lewat otak, perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen,
Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya..(ya wajarlah namanya juga kurang makan...)
Bila ini ditambah dengan penyakit jantung (yang juga kerjanya tambah berat bila darah mengental...),maka serangan stroke bisa lebih lekas datang
Sekarang tinggal anda pilih: melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari- atau- "membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke.
Anda yang pilih...!
Jumat, 24 Juni 2011
PSB ONLINE KOTA BANJARMASIN
Tahun Pelajaran 2011/2012 Bagi dunia pendidikan di Kalimantan Selatan merupakan tahun pelajaran yang penuh kompetisi, bagaimana tidak hampir rerata perolehan Nilai Ujian Nasional (UN) di 13 kabupaten/Kota untuk Tahun Pelajaran 2010/2011 memiliki distribusi nilai yang hampir merata baiknya, hal ini bisa dijadikan barometer bahwa pendidikan di Kalimantan Selatan (khususnya Banjarmasin) sudah mulai terlihat menggeliat ……dan bahkan menurut informasi yang bisa di percaya mengatakan…bahwa Kalsel menduduki peringkat ke 7 (tujuh) Nasional.
Terlepas dari itu semua, marilah kita bersama-sama seluruh insan Kalimantan Selatan untuk tetap berkomitmen bahwa pendidikan adalah tanggungjawab kita semua, bukan tanggungjawab orang perorang, Semua unsur baik pemerintah, masyarakat, orang tua mempunyai tanggungjawab yang besar untuk memajukan dunia pendidikan di Kalimantan Selatan…juga termasuk tanggungjawab lembaga pendidikan formal dan non formal yang ada di seluruh Kalimantan Selatan…Pokoknya …Gawi Sabumilah…jar Urang kita ya…kalo dangsanak sabarataan…..
Untuk melihat pendaftaran dan hasil seleksi pendaftaran siswa baru (PSB) nang jaman semalan jarurang mun sekarang ngarannya baubah menjadi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dapat anda lihat pada link atau situs di bawah ini…tinggal klik saja dan tunggu sebentar anda dapat melihat hasilnya setelah memilih menu yang ada di link tersebut, selamat mencoba dan semoga sukses ……
- Silahkan di coba >>>>Klik di sini >>>>> Informasi PPDB Online Se-Kota Banjarmasin
Rabu, 15 Juni 2011
ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP 2010/2011
Semoga dunia pendidikan kita bisa melangkah ke arah yang lebih bijak dan lebih baik lagi, itulah harapan kita bersama….maju terus dunia pendidikan Indonesia….Singkirkan kutu-kutu yang ada disyapmu..terbang-terbanglah tinggi garudaku bawa pendidikan Indonesia ke langit biru yang tinggi di persada tanah airku…..Indonesa tercinta.
Baca Selengkapnya......
Senin, 13 Juni 2011
Contoh Program Kerja Sekolah
Sekelumit contoh program kerja untuk skolah, jika anda berkenan bisa untuk menambah wawasan .....
Program kerja pertama: Peningkatan Manajemen sekolah
Sasaran :
• Memberikan Sosialisasi internal kepada Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah, OSIS, Tenaga Teknis dan Administrasi.
• Melaksanakan Visi, misi, dan tujuan sekolah yang melibatkan seluruh komponen sekolah.
• Melakukan koordinasi secara terus menerus kepada warga sekolah, komite dan pemerintah termasuk masyarakat sekitar
• Pembagian tugas yang profesional dan porposional
• Melakukan evaluasi dan supervisi terhadap pelaksanaan program.
Penanggungjawab : ( Kepala Sekolah )
Program Kerja Kedua: pengembangan kurikulum dan sistem pengujian
Sasaran :
• Sosialisasi internal kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah, OSIS, Tenaga Teknis dan Administrasi terhadap pengembangan kurikulum KTSP
• Pengembangan dan penerapan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara berjenjang
• Penyususnan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)yang lengkap (praturan dan kebijakan, penerapan kurikulum sekolah, prota, prosem, silabus, RPP, dan bahan ajar)
• Optimalisasi penggunaan pembelajaran yang didukung dengan ICT.
• Penyelenggaraan pengujian yang menggunakan semua aspek (kognitif, afektif, psikomotorik) dan berkesinambungan untuk setiap matapelajaran
• Penambahan buku-buku yang bersifat umum untuk pepustakaan sekolah.
Penanggung Jawab : ( Wakasek Kurikulum )
Program ketiga: Pembinaan kesiswaan
Sasaran :
• Menciptakan siswa yang berkepribadian kuat, berakhlak, disiplin, bermotifasi belajar tinggi dan mempunyai semangat keunggulan.
• Melaksanakan ajang pertunjukan kreatifitas seni dan olahraga melalui even-even besar sekolah seperti GALAKSI perpisahan, dll.
• Membentuk tim dan kelompok seni maupun olahraga yang mendukung pengembangan potensi peserta didik.
• Peningkatan siswa yang berprestasi baik di bidang intrakurikuler maupun ekstra kurikuler.
• Melaksanakan program Salam Sapa Senyum
Penanggungjawab : (Wakasek Bidang Kesiswaan )
Program kerja keempat: Penambahan sarana dan parasarana
Sasaran :
• Pengadaan laboratorium multimedia dan internet
• Pengadaan/penambahan buku perpustakaan
• Melengkapi laboratorium fisika, kimia, biologi dan laboratorium komputer
• Pengembangan Paket Aplikasi sekolah (PAS) beserta jaringan
• Pengembangan perpustakaan dan gedung aula
• Tersedianya mobilitas pembelajaran dengan pemanfaatan ICT
• Penataan dan pengembangan sarana olahraga
• Pengadaan audio kelas dengan sistem multicontrol
• Rehab ruang kelas yang rusak
• Penataan kantin sekolah
Penanggungjawab : ( Wakasek Sarana-Prasarana )
Program kerja kelima: Pengembangan ketenagaan/personalia
• Penambahan tenaga edukatif dan administratif yang berkompeten
• Peningkatan profesionalisme tenaga edukatif dan administratif
• Peningkatan disiplin dan etos kerja tenaga edukatif dan administratif.
• Peningkatan kualifikasi guru matapelajaran
• Pelatihan komputer dasar guru (word, excel, dan power point) didalam penggunaan media pembelajaran
• Pelatihan Paket Aplikasi Sekolah (PAS) bagi guru dan staf Tata Usaha
• Pelatihan lanjutan guru didalam penggunaan media internet
Program kerja keenam: Outsourcing dan Lainnya
• Mencari dukungan dewan komite sekolah dan masyarakat terhadap pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
• Mencari dukungan pemerintah daerah, dinas diknas dan perguruan tinggi didalam mewujudkan sekolah yang lebih berkualitas
Beberapa Temuan Hasil Penelitian Tentang MBS
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan kebijakan pendidikan yang amat populer. Para pejabat sering menyampaikannya dalam berbagai kesempatan pidato di depan para guru dan kepala sekolah. Bahkan orangtua siswa pun telah banyak mengenalnya dari pengurus Komite Sekolah atau memperolehnya dari kesempatan pelatihan.
Tetapi, apakah semua pemangku kepentingan (stakeholder) itu mamang benar-benar memahami apa dan bagaimana MBS dilaksanakan di sekolah? Istilahnya memang cukup singkat dan padat. Kalau dibalik, MBS menjadi nama aslinya, yaitu School-Based Management (SBM).
MBS terlahir dengan beberapa nama yang berbeda, yaitu tata kelola berbasis sekolah (school-based governance), manajemen mandiri sekolah (school self-manegement), dan bahkan juga dikenal dengan school site management atau manajemen yang bermarkas di sekolah. Istilah-istilah tersebut memang mempunyai pengertian dengan penekanan yang sedikit berbeda. Namun, nama-nama tersebut memiliki roh yang sama, yakni sekolah diharapkan dapat menjadi lebih otonom dalam pelaksanaan manajemen sekolahnya, khususnya dalam penggunakaan 3M-nya, yakni man, money, dan material.
Singkat kata, ruh MBS sesungguhnya adalah pemberian otonomi kepada sekolah dalam pelaksanaan manajemen. Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah ini diberikan tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, maka Direktorat Pembinaan SMP menamakan MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
Terkait dengan penerapan MBS, pertanyaan yang sering diajukan adalah tentang hasil penelitian tentang MBS. Apa saja temuan hasil penelitian tentang penerapan MBS? Benarkah penerapan MBS memang benar-benar dapat mendongkrak mutu pendidikan? Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Sebagian besar isi tulisan ini disarikan dari artikel bertajuk ”Improving The Quality of Education Through School-Based Management: Learning From International Experiences”, oleh Anton De Grouwe dalam jurnal International Review of Education. Tulisan ini, sudah tentu juga diberi bumbu-bumbu contoh yang terjadi di negeri sendiri.
Empat Model MBS
Leithwood dan Menzies (1998b) menemukan empat model MBS dari hasil penelitiannya, yaitu:
1. Kontrol administratif, kepala sekolah dominan sebagai representasi dari administrasi pendidikan.
2. Kontrol profesional, pendidik menerima otoritas.
3. Kontrol masyarakat, kelompok masyarakat dan orangtua peserta didik, melalui Komite Sekolah, terlibat dalam kegiatan sekolah.
4. Kontrol secara seimbang, orangtua siswa dan kelompok profesional (kepala sekolah dan pendidik) saling bekerja sama secara seimbang.
Keempat model MBS tersebut sebenarnya merupakan berbagai varian yang muncul dalam proses pemberian otonomi. Pada awal pemberian otonomi, model yang pertama (kepala sekolah dominan) telah lahir dengan sosok sebagai raja-raja kecil yang berkuasa di berbagai satuan organisasi, termasuk kabupaten/kota sampai dengan satuan pendidikan sekolah. Model kedua, para guru telah dilibatkan dalam manajemen sekolah. Model ketiga, masyarakat dan orangtua siswa telah dilibatkan dalam kegiatan sekolah. Model keempat adalah model ideal yang diharapkan. Model keempat ini merupakan model hubungan sinergis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, yang diharapkan dapat mendongkrak upaya peningkatan mutu pendidikan.
Sejarah MBS
Negara Inggris Raya, New Zealand, beberapa negar bagian di Australia, dan Amerika Serikat adalah negara yang pertama kali pada tahun 1970-an telah menerapkan kebijakan MBS dalam agenda pembangunan pendidikannya. Pada tahun 1990-an, kebijakan MBS kemudian diadopsi di negara-negara Asia, termasuk wilayah Hongkong, Sri Langka, Korea, Nepal, dan dunia Arab. Daerah Eropah Timur, revolusi politik pada tahun 1990-an telah menimbulkan perubahan dalam kebijakan pendidikan, yang kemudian merambat ke daerah Afrika, kawasan Latim Amerika, dan negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia. Penerapan MBS, baik di negara maju, apalagi di negara yang sedang berkembang, mengalami pro dan kontra, dan bahkan dilema.
Pro dan kontra MBS dan Dampak Negatif MBS
Ada beberapa hasil penelitian yang dapat digolongkan sebagai pihak yang pro dan kontra terhadap MBS. Sebagai contoh, Dimmock (1993) dan Caldwell (1994) menemukan bahwa MBS memiliki lima keunggulan sebagai berikut:
1. MBS adalah lebih demokratis. MBS memungkinan guru dan orangtua siswa dapat mengambil keputusan tentang pendidikan dengan cara-cara yang lebih demokratis daripada hanya sekedar memberikan kewenangan kepada orang-orang yang terbatas atau satu kelompok orang pada level pusat.
2. MBS adalah lebih relevan.
3. MBS adalah tidak birokratis.
4. MBS memungkinkan untuk lebih memiliki akuntabilitas.
5. MBS memungkinkan untuk dapat memobilisasi sumberdaya secara lebih besar.
Dalin (1994), Carron dan Chau (1996) menemukan dalam penelitiannya bahwa kualitas pendidikan lebih ditentukan oleh cara sekolah mengelola sumber daya ketimbang oleh ketersediaan sumber dayanya sendiri. Sumber daya yang ada di sekolah boleh jadi akan menjadi mala petaka bagi semua pihak jika kepala sekolah tidak dapat mengelolanya secara transparan. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kemampuan kepala sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan demikian, kedua faktor tersebut (ketersediaan sumber daya dan proses belajar mengajar) harus dikelola secara profesional oleh pihak sekolah.
Penerapan MBS di sekolah di banyak negara berkembang, walaupun bagaimana, sering tidak memperoleh dukungan yang memadai dari pihak penguasa lokal maupun dari masyarakat. Pemerintah daerah yang lemah tidak dapat diharapkan untuk mendukung pelaksanaan prinsip manajemen modern (demokratis, transparan, dan akuntabel). Pelaksanaan MBS di sekolah, seperti dalam mengelola dana BOS dan DAK, pihak kepala sekolah dan Komite Sekolah masih juga memperoleh tekanan dari berbagai pihak. Campur tangan pemerintah daerah pada umumnya bukan dalam bentuk supervisi yang positif, tetapi justru berupa intervensi negatif. Bahkan, tidak sedikit kepala sekolah yang dikejar-kejar ’wartawan amplop” yang sering nongkrong di sekolah untuk menunggu datangnya kepala sekolah. Itulah sebabnya penerapakan MBS di sekolah pada sisi yang lain menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya KKN di level birokrasi yang paling bawah ini. Itulah sebabnya, ada kepala sekolah yang kemudian tidak mau pekerjaan manajemen yang berat ini, karena alasan beban berat sebagai pemimpin instruksional (instructional leader) atau pemimpin dalam bidang kependidikan (pedagogical leader) menjadi amburadul, lantaran disibukkan oleh pekerjaan teknis administratif dan manajerial yang harus dituntaskan setiap hari. Dengan beban pekerjaan yang berat ini, ada beberapa kepala sekolah di SD yang terpaksa harus belanja komputer, buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), karena SD tidak memiliki staf administrasi sebagaimana di SMP dan SMA. Akibatnya, pelaksanaan MBS di sekolah menjadi dilema (Dempster, 2000). Bahkan penerapan MBS boleh jadi menimbulkan stres berat bagi kepala sekolah (Whitaker, 2003 dan William, 2003).
Penerapan MBS ternyata juga sarat dengan masalah bias gender. Limerick dan Anderson, 1999) menengarai adanya masalah bias gender, karena banyak kepala sekolah wanita yang merasakan keberatan untuk melaksanakan beban berat mengurus bidang administrasi dan manajemen tersebut. Seorang kepala sekolah di SMA pernah mendatangi penulis dan menjelaskan bahwa sekolahnya terpaksa menolak bantuan block grant dari pemerintah. Alasannya sudah jelas, karena urusan teknis edukatif di sekolahnya menurutnya menjadi tidak terurus dengan baik lagi.
Penerapan MBS juga mengalami masalah, khususnya di daerah yang pedesaan atau daerah yang terpencil (remote areas). Banyak orangtua siswa dan masyarakat di pedesaan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan Komite Sekolah. Masalahnya ternyata bukan hanya karena masalah kapasitasnya yang rendah, tetapi lebih karena budaya yang hanya menyerahkan bulat-bulat urusan pendidikan kepada pihak sekolah. Bahkan, dalam beberapa kasus, penerapan MBS lebih sebagai instrumen politik untuk membangun kekuasaan. Dengan MBS, seakan-akan pemerintah telah memberikan otonomi kepada sekolah, padahal sesungguhnya sekolah dan masyarakat belum siap untuk menerima semua itu. Hal yang sama pun terjadi di negara maju seperti di negara bagian Australia. Representasi dari masyarakat kelompok minoritas dinilai kecil dalam komposisi kepengurusan Komite Sekolah (Ferguson, 1998).
Dampak negatif yang sama terjadi dalam pelaksanaan desentralisasi di Afrika Barat (Lugaz dan De Grouwe), dimana penerapan MBS di sekolah justru dapat menyebabkan meningkatnya monopoli kekuasaan di level pemerintah daerah. Orangtua dan pendidik hampir tidak punya pengetahuan untuk mengontrol penggunaan uang sekolah yang telah diterima oleh sekolah. Tidak adanya transparansi dalam penggunaan uang sekolah dari orangtua siswa tersebut sering menimbulkan kesan terjadinya monopoli kekuasaan pada level pemerintah daerah.
Dampak MBS Terhadap Mutu Pendidikan
Hasil penelitian tentang dampak penerapan MBS terhadap mutu pendidikan ternyata sangat bervariasi. Ada penelitian yang menyatakan negatif. Ada yang kosong-kosong. Ada pula yang positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Leithwood dan Menzies (1998a) dengan 83 studi empirikal tentang MBS menyatakan bahwa penerapan MBS terhadap mutu pendidikan ternyata negatif, “there is virtually no firm”. Fullan (1993) juga menyatakan kesimpulan yang kurang lebih sama. “There is also no doubt that evidence of a direct cause-and-effect relationship between self-management and improved outcomes is minimal”. Tidak diragukan lagi bahwa hubungan sebab akibat hubungan antara MBS dengan peningkatan mutu hasil pendidikan adalah minimal. Hal ini dapat dimengerti karena penerapan MBS tidak secara langsung terkait dengan kejadian di ruang kelas.
Sebaliknya, Gaziel (1998) menyimpulkan hasil penelitian di sekolah-sekolah Esrael bahwa ”greater school autonomy has a positive impact on teacher motivation and commitment and on the school’s achievement”. Pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah telah mempunyai dampak positif terhadap motivasi dan komitmen guru dan terhadap keberhasilan sekolah. Hasil penelitan William (1997) di Kerajaan Inggris dan New Zealand menunjukkan bahwa “the increase decision-making power of principals has allowed them to introduce innovative programs and practices”. Peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan telah membuat memperkenalkan program dan praktik (penyelenggaraan pendidikan) yang inovatif. Geoff Spring, arsitek reformasi di Australia Selatan dan Victoria menyatakan bahwa “school-based management has led to higher student achievement” De Grouwe (1999) Hal yang menggembirakan juga dinyatakan oleh King dan Ozler (1998) menyatakan bahwa “enhanced community and parental involvement in EDUCO schools has improved students’ language skills and diminished absenteeism”. Jemenez dan Sawada (1998) menyimpulkan bahwa pelibatan masyarakat dan orangtua siswa mempunyai dampak jangka panjang dalam peningkatan hasil belajar.
Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan MBS
Konsep MBS merupakan kebijakan baru yang sejalan dengan paradigma desentraliasi dalam pemerintahan. Strategi apa yang diharapkan agar penerapan MBS dapat benar-benar meningkatkan mutu pendidikan.
Pertama, salah satu strategi adalah menciptakan prakondisi yang kondusif untuk dapat menerapkan MBS, yakni peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua siswa. Upaya untuk memperkuat peran kepala sekolah harus menjadi kebijakan yang mengiringi penerapan kebijakan MBS. ”An essential point is that schools and teachers will need capacity building if school-based management is to work”. Demikian De grouwe menegaskan.
Kedua, membangun budaya sekolah (school culture) yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Termasuk membiasakan sekolah untuk membuat laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Model memajangkan RAPBS di papan pengumuman sekolah yang dilakukan oleh Managing Basic Education (MBE) merupakan tahap awal yang sangat positif. Juga membuat laporan secara insidental berupa booklet, leaflet, atau poster tentang rencana kegiatan sekolah. Alangkah serasinya jika kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah dapat tampil bersama dalam media tersebut.
Ketiga, pemerintah pusat lebih memainkan peran monitoring dan evaluasi. Dengan kata lain, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan kegiatan bersama dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan MBS di sekolah, termasuk pelaksanaan block grant yang diterima sekolah.
Keempat, mengembangkan model program pemberdayaan sekolah. Bukan hanya sekedar melakukan pelatihan MBS, yang lebih banyak dipenuhi dengan pemberian informasi kepada sekolah. Model pemberdayaan sekolah berupa pendampingan atau fasilitasi dinilai lebih memberikan hasil yang lebih nyata dibandingkan dengan pola-pola lama berupa penataran MBS.
Refleksi
Masih banyak lagi sebenarnya hasil penelitian tentang penerapan MBS yang belum dapat dipaparkan dalam tulisan singkat ini. MBS telah banyak diterapkan di sekolah, bukan hanya di negara maju, tetapi juga telah menyebar di negara-negara sedang berkembang. Penerapan MBS telah banyak menjanjikan untuk peningkatan mutu pendidikan. Penerapan MBS akan berhasil jika diberikan prakondisi dengan membangun kapasitas dan komitmen sekolah, termasuk semua pemangku kepentingan, yang memiliki bertanggung jawab bersama terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan sekolah dalam menerapkan MBS amat dipengaruhi oleh kepedulian pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong dan memberikan kesempatan sekolah menerapkan MBS di sekolah.
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH: PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
1. Resistensi terhadap perubahan
Setidaknya ada dua jenis resistensi terhadap penerapan MBS yaitu resistensi pada sumberdaya manusia dan resistensi pada organisasi. Resistensi pada sumberdaya manusia disebabkan oleh ketidakmampuan, ketakutan terhadap perubahan, kurang bisa melihat keuntungan, kekurangpercayaan, dan merasa terganggu terhadap kemapanan yang telah lama melekat padanya.
Sedang resistensi pada organisasi setidaknya meliputi struktur organisasi sekolah termasuk pembagian kerja yang belum pas dalam sekolah dan antara sekolah dengan dinas pendidikan dan komite sekolah. Selain itu, miskin komunikasi antara pihak-pihak terkait dengan MBS, ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai oleh sekolah dan upaya-upaya untuk mencapainya juga menjadi faktor yang menyebabkan resistensi.
Pemecahan:
Perlu dilakukan restrukturisasi organisasi sekolah agar roles, relationships, rules and regularities and accountabity sesuai dengan keyakinan, nilai, dan norma-norma baru yang terkandung dalam MBS. Selain itu, sekolah perlu menumbuhkan dan mengembangkan kultur baru yang dituntut oleh MBS melalui penyadaran (diskusi, pembiasaan, contoh, dsb.) bahwa kehidupan adalah perubahan sehingga kemapanan yang selama ini mereka miliki perlu dicairkan.
2. Miskin wawasan tentang konsep sekolah sebagai sistem
Permasalahan utama yang dihadapi oleh sekolah dalam melaksanakan MBS adalah miskinnya wawasan warga sekolah dan unsur-unsur terkait tentang konsep sekolah sebagai sistem. Terlihat cara berpikir mereka sering parsial (tidak utuh/holistic), meloncat-loncat (tidak runtut), dan kurang memahami bahwa upaya-upaya yang ditempuh dalam mengembangkan sekolah haruslah dilakukan secara kolektif dan bukannya isolatif.
Pemecahan:
Perlu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya berpikir sistem, cara-cara berpikir sistem, dan penerapannya untuk pengelolaan dan pengembangan sekolah sehingga tertanam cara-cara berpikir dan perbuatan yang bersifat holistik/sistemik. Sosialisasi dapat dilakukan melalui penataran dan pembimbingan.
3. Kesulitan dalam menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS)
Sampai saat ini, banyak sekolah yang RPS nya kurang memadai yaitu kurang sesuai dengan kriteria RPS yang baik. Padahal RPS sangat penting dilakukan untuk memberi arah dan bimbingan para penyelenggara sekolah dalam rangka menuju perubahan/tujuan yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan sekolah. Tanpa perencanaan sekolah yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai, resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan sekolah.
RPS merupakan dynamic blue print sekolah yang memuat gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Perlu digarisbahwahi bahwa dalam situasi yang turbulen seperti saat ini, RPS harus bersifat luwes/kenyal dan dinamis (planning dynamics), tidak kaku. Selain itu, RPS harus menerapkan prinsip-prinsip RPS yang baik yaitu: memperbaiki output sekolah, demand driven (prioritas kebutuhan sekolah), partisipasi, keterwakilan, data driven, realistis sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan, holistic/tersistem, dan transparansi.
Pemecahan:
Perlu dilakukan peningkatan kemampuan sekolah dalam menyusun RPS melalui penerbitan pedoman/panduan penyusunan RPS dan penataran-panataran penyusunan RPS yang dilakukan secara intensif. Selama ini keduanya sudah dilakukan sehingga yang diperlukan adalah intensifikasi dan ekstensifikasinya.
4. Miskin wawasan tentang konsep manajemen berbasis sekolah (MBS)
Secara agregatif, masih banyak sekolah yang belum memahami esensi konsep MBS. Masih banyak juga sekolah yang belum melaksanakan MBS secara konsisten menurut aspek dan fungsi manajemen secara utuh. Aspek-aspek manajemen sekolah yang dimaksud meliputi kurikulum, tenaga/sumberdaya manusia, siswa, sarana dan prasarana, dana, dan hubungan masyarakat. Fungsi-fungsi manajemen sekolah yang dimaksud meliputi: pengambilan keputusan, pemformulasian tujuan dan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pen-staf-an, pengkomunikasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pensupervisian, dan pengontrolan.
Pemecahan:
Seperti butir 3, perlu dilakukan peningkatan kemampuan sekolah dalam memahami dan melaksanakan MBS melalui penerbitan pedoman/panduan penyusunan MBS dan penataran-panataran MBS yang dilakukan secara intensif. Selama ini keduanya juga sudah dilakukan sehingga yang diperlukan adalah intensifikasi dan ekstensifikasinya.
5. Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik
Pengamatan selama ini menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik secara konsisten, yaitu partisipasi, transparansi, akuntabilitas, keadilan, penegakan hukum, cepat tanggap, demokrasi, tanggungjawab, efisiensi dan efektivitas, profesionalisme, berwawasan ke depan (futuristic), dan pengawasan serta kontrol yang efektif.
Pemecahan:
Perlu diterbitkan panduan yang spesifik tentang prinsip-prinsip MBS yang baik dan dilakukan focus group discussion (FGD) lintas unsur-unsur dalam sekolah dan dengan lintas organisasi yaitu dengan Komite Sekolah, Dinas Pendidikan, dan Dewan Pendidikan. Penyusunan RPS yang dilakukan secara partisipatif, laporan program dan keuangan yang dilakukan secara transparan dan akuntabel adalah merupakan upaya untuk merealisasikan prinsip-prinsip MBS yang baik.
6. Kesiapan Sekolah dalam melaksanakan KBK
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah dikenalkan di sejumlah sekolah. Namun setelah dicermati, tingkat kesiapan mereka belum memadai seperti yang dituntut oleh KBK. KBK adalah kurikulum yang disusun berdasarkan standar kompetensi. KBK, adalah salah satu komponen pendidikan berbasis kompetensi (PBK). PBK sebagai sistem tersusun dari rangkaian komponen-komponen yang saling terkait secara hirarkis sebagai berikut: (a) standar kompetensi, (b) kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan disebut kurikulum berbasis kompetensi/KBK, (c) penyelenggaraan proses belajar mengajar yang mengacu pada KBK, (d) evaluasi berdasarkan standar kompetensi, dan (e) sertifikasi untuk menyatakan penguasaan kompetensi pada tingkat tertentu.
Pemecahan:
Perlu penyusunan panduan pelaksanaan KBK yang lebih akurat, perlu sosialisasi KBK lebih intensif melalui lokakarya bagi seluruh unsur yang terkait dengan implementasi KBK, dan perlu dukungan sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya (dana, sarana prasarana) karena KBK menuntut pembelajaran yang lebih konkret bukan sekadar abstrak, realitas dan bukan artificial, actual dan bukan sekadar tekstual, nyata dan tidak sekadar maya, dan ini semua hanya bisa dilakukan melalui pendekatan pembelajaran learning by doing, mastery learning, and contextual learning, yang jelas memerlukan sarana dan prasarana.
7. Ketidak jelasan dalam manajemen tenaga kependidikan
Masalah manajemen tenaga kependidikan di sekolah sebenarnya sudah secara konseptual telah jelas karena P3D (personel, peralatan, pendanaan, dan dokumen) sudah diserahkan ke daerah. Yang belum jelas adalah implementasinya. Sampai saat ini, perencanaan, rekrutmen, penempatan, pemanfaatan, pengembangan, pemutasian, hubungan kerja, penilaian kinerja, pendataan, dan hal-hal lain yang terkait dengan manajemen tenaga kependidikan masih kurang jelas. Tidak hanya itu, rekrutmen kepala sekolah tidak lagi sepenuhnya menggunakan persyaratan-persyaratan sebagaimana dituntut oleh Kepmendikbud nomor 0296/U/1996 (diperbarui menjadi Kepmendiknas nomor 17/U/2003). Akibatnya, sulit memperoleh the right person, in the right place. Padahal, MBS menuntut kepala sekolah yang tangguh, yaitu kepala sekolah yang kuat manajemen dan kepemimpinannya.
Pemecahan:
Perlu dibahas secara intensif tentang manajemen tenaga kependidikan melalui pertemuan-pertemuan lintas organisasi yaitu Sekolah, Dinas Pendidikan dan Pemda Kabupaten/Kota/Propinsi, dan Depdiknas untuk mencari solusi kejelasan implementasi manajemen tenaga kependidikan.
8. Belum optimalnya partisipasi/dukungan stakeholders
Salah satu inti MBS adalah partisipasi, baik dari warga dalam sekolah maupun warga masyarakat yang berpengaruh maupun yang dipengaruhi oleh sekolah (stakeholders). Wadah partisipasi stakeholders sudah ada yaitu Komite Sekolah, namun dukungan riil dari mereka, baik intelektual, moral, financial, dan material, masih beragam.
Pemecahan:
Perlu dilakukan advokasi melalui pertemuan-pertemuan, perlu meningkatkan partisipasi stakeholders dalam berbagai kegiatan sekolah, perlu publikasi melalui media tertulis/elektronik, perlu komunikasi secara intensif melalui berbagai media, perlu digalakkan transparansi, dan perlu peningkatan relasisasi dengan stakeholders melalui berbagai events.
9. Ketidakpastian dalam pembiayaan sekolah
Dua hal yang mengganjal dalam pembiayaan pendidikan di sekolah yaitu: (1) siapa yang membayar, berapa banyak, untuk apa dan (2) formula sistem pembiayaan per siswa dan per jadwal mata pelajaran. Sampai saat ini, butir (1) belum jelas sehingga akhir-akhir ini banyak protes dari masyarakat tentang mahalnya biaya pendidikan. Padahal, sebenarnya biaya tersebut belum cukup untuk membiayai sekolah secara wajar.
Pemecahan:
Perlu segera dicari formula system pembiayaan per siswa dan per jadwal mata pelajaran malalui pengkajian/penelitian yang dilakukan secara intensif. Best practices tentang pembiayaan pendidikan dari negara-negara lain, khususnya menyangkut formula funded system, perlu dikaji secara eklektif inkorporatif.
10. Kekurangjelasan tata pemerintahan pendidikan
Telah terbukti bahwa masih banyak tumpang tindih pembagian kerja (division of labor) antara unsur-unsur yang terkait dengan sekolah. Pembagian kerja antara Sekolah dan Komite Sekolah, pembagian kerja antara Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, dan antara Dewan Pendidikan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), masih memerlukan kejelasan. Jika demikian, tata pemerintahan dalam pendidikan (governance in education) akan kurang mendukung terhadap implementasi MBS.
Pemecahan:
Perlu dibahas secara lintas organisasi mengenai fungsi, struktur organisasi, pembagian kerja (division of labor) dari masing-masing pihak yang terkait dengan tata pemerintahan pendidikan di sekolah melalui lokakarya dan pengkajian tentang praktek-praktek terbaik tata pemerintahan pendidikan di sekolah-sekolah lain.
RINCIAN TUGAS BEBERAPA PERSONIL SEKOLAH
Jika difikirkan secara mendasar dan mendalam, ternyata mengelola dan mengatur jalannya roda sinergi dalam suatu organisasi sekolah cukup terasa amat berat, tetapi jika semua itu dijalankan semata-mata karena ridho Allah maka hal itu semua bisa teratasi dengan baik, apalgi sekarang ada istilah MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang sedang digalakan oleh pemerintah dan era keterbukaan public (transfaransi), akuntabilitas, dan apa lagilah istilahnya…saya lupa….yang pasti dalam era otonomi sekolah istilah MBS sangat amat popular, sehubungan dengan hal itu, maka sudah sepantasnyalah suatu organisasi sekolah memiliki suatu job description (pembagian tugas) yang cukup jelas agar jalannya roda aktivitas tidak terhenti….tidaklah berlebihan kiranya anda untuk mencoba membaca suatu artikel yang ada di bawah ini….semoga bermanfaat…amin.
RINCIAN TUGAS BEBERAPA PERSONIL SEKOLAH
A. KEPALA SEKOLAH
Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM).
a) Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran secara efektif dan efisien (lihat tugas guru).
b) Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas :
1. Menyusun perencanaan.
2. Mengorganisasikan kegiatan.
3. Mengarahkan / mengendalikan kegiatan.
4. Mengkoordinasikan kegiatan.
5. Melaksanakan pengawasan.
6. Menentukan kebijaksanaan.
7. Mengadakan rapat mengambil keputusan.
8. Mengatur proses belajar mengajar.
9. Mengatur administrasi :
1) Katatausahaan.
2) Kesiswaan
3) Ketenagaan
4) Sarana Prasarana
5) Keuangan
c) Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi memunyai tugas:
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
3) Pengarahan dan pengendalian.
4) Pengkoordinasian.
5) Pengawasan.
6) Evaluasi.
7) Kurikulum.
8) Kesiswaan.
9) Ketatausahaan.
10) Ketenagaan.
11) Kantor.
12) Keuangan.
13) Perpustakaan.
14) Laboratorium.
15) Ruang keterampilan – kesenian.
16) Bimbingan konseling.
17) UKS.
18) OSIS.
19) Serbaguna.
20) Media pembelajaran.
21) Gudang.
22) 7K.
23) Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya.
d) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenal:
1) Proses belajar mengajar.
2) Kegiatan bimbingan.
3) Kegiatan ekstrakulikuler.
4) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat / instansi lain.
5) Kegiatan ketatausahaan.
6) Sarana dan prasarana.
7) Kegiatan OSIS.
8) Kegaitan 7K.
9) Perpustakaan.
10) Laboratorium.
11) Kantin / warung sekolah.
12) Koperasi sekolah.
13) Kehadiran guru, pegawai, dan siswa.
B. WAKIL KEPALA SEKOLAH
Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program meliputi : Pengorganisasian, Pengarahan, Ketenagaan, Pengkoordinasian, Pengawasan, Penilaian, Identifikasi dan Pengumpulan Data, Penyusunan Laporan
C. KURIKULUM
• Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan
• Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran
• Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester, Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian Kurikulum).
• Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta pembagian Raport dan STTB.
• Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
• Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
• Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran.
• Mengatur Mutasi Siswa
• Melaksanakan supervisi administrasi dan akademis.
• Menyusun Laporan.
D. KESISWAAN
• Menuyusun Program Pembinaan kesiswaan/OSIS
• Membimbing, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan siswa/OSIS dalam menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
• Mengatur pelaksanaan Bimbingan Konseling.
• Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan).
• Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Paskibra.
• Mengatur pelaksanaan Kurikuler dan Ekstra Kurikuler.
• Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah.
• Menyelenggarakan Cerdas Cermat, Olah Raga Prestasi.
• Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa.
E. SARANA PRASARANA
• Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar.
• Merencanakan program pengadaannya.
• Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana.
• Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian.
• Mengatur pembukuannya.
• Menyusun laporan.
F. HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT (HUMAS)
• Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite Sekolah dan peran Komite Sekolah.
• Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar seni).
• Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa.
• Membina hubungan antara sekolah dengan instansi lainnya.
• Memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan sekolah, situasi dan perkembangan sekolah kepada orang tua siswa dan atau masyarakat.
• Mengkoordinir kegiatan silaturahmi, rekreasi dan acara kekeluargaan
• Menyusun laporan.
G. G U R U
• Membuat Perangkat program pengajaran (Silabus, Program tahunan/semester, Program Rencana Pengajaran,Program mingguan guru, LKS}
• Melaksanakan kegiatan pembelajaran
• Melaksanakan kegiatan Penilaian PRoses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan Umum, Ujian Akhir.
• Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.
• Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
• Mengisi daftar nilai siswa.
• Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar.
• Membuat alat pelajaran / alat peraga.
• Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni.
• Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.
• Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
• Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
• Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar.
• Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
• Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum.
• Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan perangkatnya.
H. GURU PIKET
• Bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar di sekolah
• Menjaga ketertiban dan keamanan sekolah
• Mengambil tindakan yang diperlukan untuk ketertiban dan keamanan sekolah.
• Mengusahakan agar kelas-kelas kosong karena guru berhalangan hadir, dapat diisi dengan tertib
• Melarang/mengijinkan seseorang/sekelompok siswa untuk meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tertentu.
• Mencatat kehadiran guru-guru sehari-hari
• Mencatat suatu kejadian disekolah selama bertugas.
I. WALI KELAS
• Pengelolaan kelas
• Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa, Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas,Buku absensi siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswaPenyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
• Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)
• Pembuatan catatan khusus tentang siswa
• Pencatatan Mutasi siswa
• Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar.
• Pembagian buku laporan hasil belajar.
J. GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
• Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
• Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.
• Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam Kegiatan belajar.
• Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.
• Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan.
• Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K
• Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
• Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan Konseling
• Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
K. PUSTAKAWAN SEKOLAH
• Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik
• Pengurusan pelayanan perpustakaan
• Perencanaan pengembangan perpustakaan
• Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media elektronika
• Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media elektronika
• Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat.
• Penyimpanan buku perpustakaan / media elektronika
• Menyusun Tata tertib perpustakaan
• Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.
L. LABORATORIUM IPA DAN BAHASA
• Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
• Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
• Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
• Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
• Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium
• Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium
M. KEPALA TATA USAHA
• Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
• Pengelolaan keuangan sekolah
• Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa
• Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
• Penyusunan administrasi perlengkapan
• Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
• Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
• Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala.
N. BENDAHARA BOS:
• Membukukan arus uang masuk dan keluar.
• Membayar gaji dan honorarium serta kesejahteraan Guru/Pegawai pada waktu yang tepat.
• Mengadministrasikan keuangan sekolah sesuai dengan petunjuk.
• Setiap pengeluaran keuangan harus sepengetahuan/persetujuan Kepala Sekolah.
• Mengendalikan keuangan sesuai dengan RABPS.
• Menyusun laporan keuangan secara rutin dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.
O. Laboran Laboratorium Komputer.
• Merencanakan pengadaan alat, bahan dan barang untuk komputer.
• Membersihkan dan merawat perangkat komputer.
• Memeriksa stabilitas aliran listrik.
• Memperbaiki / menyimpan alat, bahan, barang Informatika Teknologi.
• Membuat / mengatur jadwal penggunaan Informatika Teknologi.
• Menginventarisir dan mengadministrasikan alat, bahan dan barang.
• Menyusun laporan pendayagunaan/pemanfaatan kepada Kepala Sekolah.
Minggu, 12 Juni 2011
TATA TERTIB SISWA DAN GURU
TATA TERTIB GURU
I. PENDAHULUAN
A. Tata tertib dibuat dengan tujuan agar menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan kewajibannya selaku pengajar dan pendidik demi tercapai tujuan pendidikan nasional berdaskan Pancasila dan UUD 1945.
B. Tata tertib ini dibauat dengan mengacu ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat c.q. Departemen Pendidikan Nasional dan Pemerintah Provinsi Daerah, serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
II. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB GURU
A. Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan memiliki tugas dan kewajiban melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, efektif, dan efisien.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Guru :
1. Menyusun Program Pembelajaran ( Prota, Promes, Pemetaan SK/KD, RPP ).
2. Menyusun Silabus Pembelajaran.
3. Melaksanakan Program Pembelajaran.
4. Melaksanakan Evaluasi Hasil Pembelajaran (Ulhar, UTS, UAS ) dan bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum.
5. Mengadakan pengembangan setiap bidang pembeajaran yang menjadi tangung jawabnya.
6. Membuat analisis hasil ulangan harian yang telah dilakukan.
7. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
8. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pembelajaran.
9. Membuat dan menyusun lembar kerja untuk mata pelajaran yang memerlukan lembar kerja.
10. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
11. Membersihkan ruang tempat praktik, pengembalian alat pinjaman, pemeliharaan dan keamanan sarana.
12. Memeriksa dan memastikan siswa memahami penggunaan alat-alat kerja/belajar untuk menghindarkan kerusakan dan kecelakaan dalam praktik/ pembelajaran.
13. Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan masing-masing alat praktik lainnya pada setiap akhir pembelajaran.
14. Mencatat/mengisi buku kegiatan kelas, buku jurnal kelas setiap selesai pembelajaran.
15. Menyelesaikan sendiri masalah siswa dalam hubungannya dengan mata pelajaran yang diampunya.
16. Menyampaikan kepada guru BP/BK/Wali Kelas tentang masalah-masalah siswa yang bersifat khusus.
III. KEWAJIBAN
Di samping tugas dan tanggung jawab yang di embannya, guru harus menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tanah Air, Bangsa dan Negara sehingga guru memiliki kewajiban sebagai berikut:
- Menjaga kode etik keguruan.
- Mengikuti Upacara Bendera setiap hari Senin dan upacara-upacara hari besar nasional.
- Menghadiri rapat-rapat dinas yang diadakan sekolah.
- Membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
- Hadir 10 menit sebelum KBM dimulai bagi guru dan 15 menit sebelum KBM dimulai bagi Wakasek dan Staf.
- Mengenakan seragam guru yang telah ditentukan (Khusus Ibu Guru menggunakan Rok/tidak menggunakan celana panjang pada saat mengajar)
- Berpenampilan rapi dan sopan.
- Menandatangani daftar hadir / absensi komputer.
- Masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam pelajaran).
- Memberitahukan kepada Kepala Sekolah bila berhalangan hadir dan menyampaikan tugas untuk siswa.
- Menyiapkan program pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
- Menyerahkan perangkat pembelajaran pada setiap semester dan akhir tahun pelajaran.
- Turut mengamankan kebijakan Kepala Sekolah.
- Membantu menegakkan disiplin sekolah.
- Peduli terhadap kebersihan, ketertiban, dan keindahan lingkungan sekolah.
- Tidak merokok di lingkungan sekolah.
- Menjalin hubungan kekeluargaan sesama warga sekolah.
- Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
- Siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan sekolah.
- Memberi laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala Sekolah.
IV. LARANGAN :
- Dilarang meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa seizin atasan.
- Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah.
- Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin Kepala Sekolah.
- Mempercepat pulang siswa sebelum waktunya tanpa seizin Kasek/Wakasek.
- Melakukan Kutipan Uang kepada siswa tanpa sepengetahuan dan koordinasi dengan Kasek/Wakasek
- Menindak siswa di luar batas pembinaan pendidikan.
- Pada saat KBM tidak diperkenankan:
a. Menerima panggilan telepon/mengaktifkan HP.
b. Menerima tamu, membawa anak di dalam kelas.
c. Berjualan atau menawarkan barang dagangan.
d. Menyuruh siswa meninggalkan kelas untuk keperluan lain seperti fotokopi, memesan/membeli makanan, dll.
e. Mengerjakan tugas lain kecuali yang berhubungan dengan KBM.
f. Mengenakan pakaian seragam di luar ketentuan yang berlaku .
IV. SANKSI BAGI PELANGGAR TATA TERTIB GURU DAN PEGAWAI
- Guru dan Pegawai yang tidak melaksanakan tugas 1 hari dan tidak menyertakan surat keterangan ( surat dokter bila sakit ) akan mendapat teguran lisan atau tertulis.
- Guru dan Pegawai yang sakit 3 hari atau lebih harus menyertakan surat keterangan dari dokter dan diperpanjang eiap 3 hari berikutnya.
- Guru dan Pegawai yang berencana izin dari tugas (izin hanya untuk 1 hari), sebelumnya minta izin langsung kepada Kepala Sekolah dengan menyerahkan surat permohonan izin dan melampirkan tugas untuk siswa.
- Guru dan Pegawai yang tidak hadir pada hari pertama setelah libur sekolah, akan mendapat teguran lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah, serta harus memberikan jawaban tertulis kepada Kepala Sekolah.
- Guru dan Pegawai yang tidak melaksanakan tugas sesuai tupoksi, akan mendapat teguran lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah.
- Guru dan Pegawai yang tidak mengikuti uoacara bendera rutin hari Senin/ upacara bendera hari – hari besar nasional akan mendapat teguran lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah.
- Guru dan Pegawai yang tidak mengenakan pakaian seragam Pakaian Dinas Harian (PDH) akan mendapat teguran lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah.
- Guru dan Pegawai yang datang terlambat /tidak memenuhi kewajiban jam kerja dinas akan mendapat teguran lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah.
- Guru dan Pegawai yang menghukum siswa-siswi secara fisik/terror dan melanggar norma hokum/ HAM, serta memungut uang iuran secara ilegal akan mendapat peringatan keras baik lisan maupun tertulis dari Kepala Sekolah.
TATA TERTIB PEGAWAI
KEWAJIBAN :
- Menaati ketentuan jam kerja, hadir tepat waktu.
- Menandatangani daftar hadir/absensi komputer.
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
- Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya masing-masing.
- Dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.
- Berpakaian yang rapi dan sopan sesuai ketentuan yang berlaku.
- Menaati perintah kedinasan dari atasannya.
- Saling menghormati sesama pegawai dan guru.
- Menjaga nama baik profesi dan organisasi sekolah.
- Dapat menyimpan rahasia Negara/Sekolah.
- Jika tidak masuk kerja harus seizin atasan.
- Tidak merokok di lingkungan sekolah.
LARANGAN :
- Dilarang meninggalkan tempat tugas tanpa izin atasan.
- Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah.
- Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin Kepala Sekolah.
SEKOLAH YANG BAGUS
Pernah ada yang bertanya kepada saya seperti apakah sekolah yang bagus itu? Kenapa sekolah yang bagus, kenapa bukan sekolah yang ideal? Barangkali karena sekolah ideal hanya ada dalam wacana saja dan tidak ada pada faktanya. Sementara sekolah yang bagus adalah penilaian yang sifatnya subjektif sehingga lebih mudah ditemukan. Pertanyaan detilnya adalah, “Sekolah apa yang bagus untuk anak saya?”
Seminggu yang lalu, saya dan teman mengantarkan anaknya untuk mendaftar ke sebuah sekolah RSBI (sudah SBI ?) di kota Semarang. Secara online peserta yang mendaftar sudah lebih dari 2 ribu orang, dan pada saat kami datang ke sekolah bersangkutan sudah disiapkan tenda seperti ada hajatan besar untuk para siswa menunggu giliran verifikasi dokumen. Di antara para pendaftar yang mengantri, ada seorang Ibu yang ingin sekali anaknya masuk SMA favorit tersebut, sementara kalau dilihat nilai anak jauh di bawah rata-rata pendaftar yang lain, yang umumnya juga murid SMP RSBI.
Apakah SMA tersebut bagus untuk anak saya? Untuk menjawab hal ini, orang tua harus mengenali terlebih dahulu seperti apa tabiat, motivasi belajar, dan karakter anak masing-masing. Jika, anak adalah orang yang berani berkompetisi, tidak mudah stress menghadapi persaingan, tidak minderan, dan tentu saja berotak encer, tidak mengapa dimasukkan ke sekolah-sekolah favorit yang isinya memang anak-anak yang seperti itu. Memaksakan anak memasuki sekolah yang murid-muridnya telah memiliki karakteristik sama (gemar belajar, gemar berkompetisi, selalu ingin menjadi nomor satu, otak encer), sementara si anak tidak memenuhi kriteria tersebut, bak mengirimkan anak ke penjara.
Lalu, sekolah apa yang bagus untuk anak saya? Jawabannya sekolah yang akan membuat anak anda nyaman belajar, dan selalu termotivasi untuk mengetahui sesuatu. Nah, bagaimana caranya mendapatkan informasi sekolah semacam itu? Orang tua tidak perlu mewawancarai guru atau kepala sekolah, tetapi yang perlu dilakukan adalah orang tua harus menjadi investigator dengan target siswa sekolah bersangkutan. Yang bisa menilai sekolah telah berhasil mendidik dengan baik, hanyalah siswa yang bersekolah di sekolah tersebut. Tambahkan pula responden yang harus diwawancarai adalah orang tua si siswa, sebab beliau yang lebih mengetahui perubahan sikap dan perilaku anaknya, bukan pihak sekolah. Wawancara dengan guru dan pengelola sekolah tidak perlu dilakukan karena biasanya apa yang akan disampaikan sudah tertulis di pamflet sekolah.Jadi, jika tidak ada pamflet, barulah boleh mengorek informasi dari kedua pihak tersebut.
Dengan demikian ada dua langkah pokok untuk mengetahui mana sekolah yang bagus untuk anak Anda, yaitu pertama, kenali anak Anda, dan wawancarai para siswa di sekolah yang ingin dimasuki. Sebagai orang tua tidak usah terlalu berambisi ingin memasukkan anak ke sekolah favorit, sebab semua sekolah pada dasarnya menerapkan kurikulum yang sama. Baik tidaknya pembelajaran di sekolah tergantung pada gurunya yang mampu menyetel cara mengajar dengan mengikuti karakter dan kemampuan siswa.
Kemarin, saya dan teman dosen sempat membincangkan masalah sekolah di daerah. Lalu, seorang teman menceritakan tentang sebuah SMK di Papua, yang memfokuskan pada produksi ikan karena letaknya dekat dengan laut. Siswa-siswa di sekolah tersebut diajari ilmu dasar menjadi nelayan dan bagaimana membudidayakan ikan dengan model praktek langsung. Hingga pada suatu ketika, produksi ikan mereka menumpuk dan tidak dapat lagi dipasarkan. Siswa-siswa kemudian mencari informasi pengolahan ikan, dan ketemulah mereka dengan ikan sarden yang didatangkan dari tanah Jawa. Mereka kemudian meminta salah seorang gurunya yang berasal dari Jawa untuk menjelaskan dan mencarikan info daerah penghasil ikan sarden tersebut. Daerah yang dimaksud adalah Banyuwangi. Maka berangkatlah serombongan siswa-siswa SMK tersebut ke tanah Jawa untuk belajar cara membuat ikan sarden.
Mendengar itu, saya langsung mengacungkan jempol. SMK di Papua tersebut adalah sekolah yang bagus untuk anak-anak di manapun. Terlepas dari siswanya yang pandai atau gurunya yang pandai, sekolah tersebut telah menciptakan atmosfer “mau maju” di lingkungan civitasnya. Sekolah telah berhasil memfungsikan diri dengan baik, sehingga setiap anak mengerti, “untuk apa dia bersekolah?”
Bukankah seperti itu sekolah yang bagus untuk anak Anda?
Menurut penelitian psikologi, anak di usia SMP adalah dalam fase mencari jati dirinya. Sementara anak pada usia SMA sudah memiliki gambaran kasar akan ke mana hidupnya kelak. Jika pendidikan dilakukan dengan benar, maka semestinya siswa-siswa SMA sudah tahu mau jadi apa dia nantinya. Kalau setingkat siswa SMA belum juga mempunyai cita-cita dan bayangan hidup lima tahun ke depan, maka guru dan orang tua harus bekerja ekstra membantunya menemukan cita-citanya.
Jadi, kalau anak Anda tidak berotak encer, bukan berarti tidak ada sekolah yang bagus untuknya. Sebagai orang tua berhenti saja mengeluh dan memarahi anak karena nilai-nilainya hancur. Kalau sudah tidak bisa anak menunjukkan prestasi belajarnya, maka itu adalah tanda SOS yang disampaikannya bahwa dia tidak cocok dengan model belajar di sekolah atau ada masalah yang tidak mampu dia atasi sendiri.
Sayangnya banyak orang tua yang tidak peduli. Ketika nilai anak tak sesuai harapan, maka dipaksanya anak belajar dengan mengirimnya ke bimbel-bimbel. Mengirim anak ke bimbel sama artinya dengan tidak lagi mempercayai pendidikan di sekolah. Jika memang sudah tidak cocok lagi sekolah mendidik anak-anak kita, maka yang harus kita lakukan adalah mendatangi sekolah, menanyakan kenapa dan bagaimana, apa yang perlu dibantu, apa yang perlu dilakukan oleh guru. Jika guru dan kepala sekolah menerima Anda dengan tangan terbuka, maka Anda tidak salah memilih sekolah tersebut. Sekarang, mulailah membicarakan masalah yang dihadapi anak Anda. Jika pihak sekolah berusaha memberikan respon positif dengan melakukan pembaharuan, dan itu terlihat pada perkembangan belajar anak Anda, maka itulah sekolah yang bagus untuk anak Anda.
Baca Selengkapnya......Sabtu, 04 Juni 2011
TINGKAT KELULUSAN SMP DI KALSEL NAIK
Nilai tertinggi tidak hanya diraih siswa di perkotaan, tapi mulai merata ke daerah yang agak jauh ke dalam.
Hasil Ujian Nasional (UN) yang diterima panitia pelaksana UN menyatakan tingkat kelulusan SMP di Kalsel tahun ini mencapai 99.71 persen (29.553 lulus dan 85 tidak lulus). Sedang tingkat kelulusan MTS 99.80 persen (16.379 lulus dan 32 tidak lulus).
Ketua Pelaksana UN Kalsel Herman Taufan yang dihubungi, Jumat (3/6/2011) mengatakan, salah satu peraih nilai tertinggi adalah Yulika Khairani siswa MTs Model di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan nilai 37,40. Siswa lainnya adalah Nahesa Kusumadewi dari SMP1 Banjarbaru dengan nilai 38,00.
Banjarmasin yang notabene kota terbesar di Kalsel mendapat nilai tertinggi pada SMP terbuka, yang diraih Wahyu Pratama M dengan nilai 33,90. "Ini menunjukkan jika prestasi siswa di Kalsel mulai merata, tidak hanya di kota besar saja seperti dulu," ujar Herman.
Menurut Herman membaiknya nilai ujian tahun ini tidak lepas dari kebijakan diakomodirnya nilai sekolah 40 persen dan nilai UN 60 persen. Hal ini cukup meringankan siswa dari sebelumnya yang harus menanggung nilai seorang diri.
Pemerintah provinsi Kalsel sendiri tahun ini menganggarkan Rp 8,6 miliar. Dana itu diperuntukkan sebagai bantuan bagi siswa yang memeroleh nilai tertinggi UN di tingkat kabupaten dan kota, dari jenjang SD hingga SMA. Tujuannya agar mereka bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara itu menyambut kelulusan yang akan berlangsung Sabtu hari ini, Dinas Pendidikan mengimbau para siswa bisa bersikap lebih baik dengan tidak melakukan corat-coret seragam.
Sebelumnya, pada kelulusan SMA lalu, imbauan itu tidak digubris oleh siswa. Tidak sedikit siswa di Banjarmasin dan sejumlah daerah lainnya di Kalsel yang melakukan corat-coret dan konvoi kendaraan.
(sumber: kompas.com)
Baca Selengkapnya......
Jumat, 03 Juni 2011
HASIL UN (UJIAN NASIONAL) 2010/2011
Wuah.....rasanya dh ga sabar lagi nih yah...bagi adik-adik yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk dapat sesegera mungkin melihat hasil dari Ujian Nasional (UN) yang telah dilalui beberapa minggu kemarin...
Tapi jangan khawatir bahwasanya besok hari Sabtu tanggal 4 Juni 2011 pengumuman itu akan serentak terbit di setiap sekolah masing-masing (insya Allah) serempak di seluruh Indonesia....
untuk sekedar Informasi....UN tahun ini di Provinsi Kalimantan Selatan (khususnya Kota Banjarmasin) kelulusan menunjukkan ke arah yang lebih baik..(cuma saya ga tau nih persisnya berapa) tapi jumlah peserta di kota Banjarmasin untuk UN tahun ini menurut informasi yang saya terima berjumlah 8.849 peseta dan menurut informasi yang saya terima juga bahwa yang tidak berhasil lulus untuk seKota Banjarmasin 35 orang (rasanya begitu..) jadi kalo di hitung-hitung persentase kelulusan tahun ini kira-kira adalah 99,60% wow....cukup signifikan juga lho....
Tapi Kota Banjarmasin untuk tingkt Provinsi belum bisa masuk dalam urutan 1 se provinsi, mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang Kota banjarmasin bisa menjadi Champion dalam hal peringkat UN di Provinsi tercinta ini...ok selamat dan sukses atas keberhasilan adik-adik semua, tetap tingkatan seangat belajarmu...dan jangan lupa selal di iringi dengan doa kepada Tuhan YME.....
Rabu, 01 Juni 2011
CSS Menu Generator
Bagaimana sih cara membuat menu pada blog dengan mudah....? Ternyata cara membuatnya tidak terlalu sulit jika kita menggunakan suatu software yang bernama CSS Menu Maker...
Di sini untuk memberikan webmaster rata-rata dengan alat-alat untuk membuat kustom, menu lintas situs Web browser yang kompatibel. menu generator ini memudahkan untuk membuat menu CSS kustom tanpa harus mengetahui semua HTML rumit dan CSS. Jika Anda seorang web developer yang lebih berpengalaman maka CSS Menu Maker memberikan kode sumber untuk semua menu kami CSS sehingga Anda dapat membuatnya dengan mudah dan mengintegrasikan sebanyak yang Anda inginkan. Jangan ragu untuk menggunakan CSS menu generator selamat mencoba ….silahkan kunjungi alamat ini....
http://www.cssmenumaker.com/
CCleaner SOFTWARE V3.06
Membersihkan berikut:
Internet Explorer
Firefox
Google Chrome
Opera
Safari
Windows - Recycle Bin, Recent Documents, Temporary files dan file Log.
Registry cleaner
Aplikasi pihak ketiga
100% GRATIS Spyware
Silahkan di unduh>>>>>
CCleaner Set Up...
Baca Selengkapnya......
BAHAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH (CAKEP)
Bagi rekan-rekan yang memerlukan bahan diklat CAKEP (Calon Kepala Sekolah) saya rasa ga ada salahnya kalo mencoba membaca-baca bahan yang ada dalam Blog ini, mudah-mudahan bahan iatu bisa membantu rekan-rekan untuk menjadi wawasan sebelum terjun dalam arena pelatihan... Ya hitung-hitung warming up dulu deh...hehehehe...silahkan dan monggo untuk di unduh...semoga bermanfaat...
SILAHKAN DI KLIK PADA JUDULNYA>>>>
1. PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN...
2. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DAN MANAJEMEN...
3. OPERASIONAL RAPBS PROPOSAL DAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN...
4. MEJEMEN SARPRAS PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN BERBASIS SEKOLAH...
5. MANAJEMEN PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KTSP...
6. MENEJEMEN KESISWAAN...
7. EVALUASI PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN...