Rabu, 31 Oktober 2012

Mengembangkan Keterampilan Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Mutu sekolah/madrasah.

0 komentar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Dalam rangka pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah untuk menguasai lima dimensi kompetensi tersebut, Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap para kepala sekolah. Mereka diharapkan mampu melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader. Untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain, pemerintah telah menunjukkan good will, dengan memperhatikan kesejahteraan melalui beberapa langkah antara lain: pemberian gaji, kewenangan, dan otonomi yang cukup untuk memperkuat peran manajerial mereka di sekolah. 


Dengan instrumen kebijakan baru, maka para kepala sekolah akan segeran mendapat kompensasi meningkat, dukungan profesional, dan otonomi. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggungjawab legal untuk mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan di sekolahnya. Di sinilah, efektifitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan mereka bekerjasama dengan guru dan staf, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan anggaran, pengembangan staf, scheduling, pengembangan kurikulum, paedagogi, dan assessmen. Membekali kepala sekolah memiliki seperangkat kemampuan ini dirasa sangat penting. Di samping itu untuk mewujudkan pengelolaan sekolah yang baik, perlu adanya kepala sekolah yang memiliki kemampuan sesuai tuntutan tugasnya. Untuk itu di dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan, pasal 38 disebutkan kriteria menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/ SMK/ MAK meliputi:
  • (1)berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK;
  • (2).Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
  • (3).Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK; dan,
  • (4).Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang pendidikan. 

Dalam kerangka MBS, kepala sekolah bertanggungjawab atas pelaksanaan:
  • (1) manajemen sekolah; 
  • (2) pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM); dan 
  • (3) peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program sekolah. 

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, telah diamanatkan dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 disebutkan “masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan”, dan pada pasal 9 berbunyi “ masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”.


Untuk menjalankan tugas manajerial di atas, dan juga merespon tuntutan yang terus berubah saat ini, kepala sekolah harus memiliki kepemimpinan yang kuat agar mampu melaksanakan program-program sekolah yang mereka bina secara efektif. Hal ini, mengingat kepala sekolah tidak saja bertanggungjawab mengelola guru, murid, dan orang tua, tetapi juga harus menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat luas. Untuk mendukung pelaksanaan tanggungjawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dan keterampilan kepemimpinan. 


Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan, belakangan ini banyak muncul ide persekolahan modern dengan berbagai nama, seperti: Sekolah Unggul, Sekolah Terpadu, Sekolah Percontohan, dan seterusnya. Di beberapa negara maju gerakan ini dinamakan dengan ide Sekolah Efektif. Ciri utama sekolah efektif, berdasarkan berbagai riset meliputi: 
  • (a) kepemimpinan instruksional yang kuat; 
  • (b) harapan yang tinggi terhadap prestasi siswa; 
  • (c) adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman; 
  • (d) menekankan kepada keterampilan dasar; 
  • (e) pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa; dan 
  • (f) terumuskan tujuan sekolah secara jelas (Davis & Thomas, 1989: 12). 

Untuk mewujudkan sekolah yang bermutu hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yangkompeten. Fred M. Hechinger (dalam Davis & Thomas, 1989: 17) pernah menyatakan:“Saya tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk dan sekolah buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya juga menemukan sekolah yang gagal berubah menjadi sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya. Naik atau turunnya kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala sekolahnya”.

Pandangan tersebut menganjurkan kepada para kepala sekolah untuk memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan secara cermat. Telah menjadi harapan masyarakat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan selayaknya mampu memimpin dirinya sendiri dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya Jadi, punya ilmu harus dipraktikkan seperti nasehat Confius, seorang filosof kuno yang menyatakan, ”Inti pengetahuan ialah mempunyai dan menggunakannya.” Secara obyektif, kehidupan sekolah akan selalu mengalami perubahan sejalan dengan dinamika pembangunan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus berupaya mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola perubahan yang terjadi di sekolah. Melihat posisinya sebagai top leader, kepala sekolah yang kompeten akan menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan reformasi pendidikan pada tingkat sekolah. Sergiovanni (1987) menjelaskan kriteria sekolah yang bermutu dapat dilihat dari indicator :1).Skor tes UN meningkat, 2).Kehadiran (guru, siswa, staf) meningkat, 3).Meningkatnya jumlah PR, 4).Meningkatnya waktu untuk penyampaian mata pelajaran, 4).Adanya partisipasi masyarakat dan orang tua, 5).Partisipasi siswa dalam ekstra kurikuler, 6).Penghargaan bagi siswa dan guru,7).Kualitas dukungan layanan bagi siswa dengan kebutuhan khusus. Kriteria sekolah bermutu tersebut akan berkembang sesuai dengan muatan nilai-nilai lokal sekolah, di samping mengikuti standar kinerja pada umumnya. 


Mengingat tugas kepemimpinan yang kompleks, maka dari sejumlah rujukan menjelaskan bahwa kepemimpinan yang kompeten di sekolah dapat berkait dengan kepemimpinan kepala sekolah di sekolah yang bermutu. Atas dasar pandangan ini, maka kepemimpinan yang kompeten di sekolah dapat dimengerti sebagai bentuk kepemimpinan yang menekankan kepada pencapaian prestasi akademik dan non akademik sekolah. Dengan demikian, pemimpin pendidikan yang kompeten selalu berkonsentrasi untuk menggerakkan faktor-faktor potensial bagi ketercapaian tujuan sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan pula, kepala sekolah yang kompeten mampu menunjukkan kemampuannya mengembangkan potensi-potensi sekolah, guru, dan siswa untuk mencapai prestasi maksimal. Sehingga dapat digambarkan bahwa seorang kepala sekolah yang kompeten sebagai pemimpin pendidikan selayaknya harus mampu meningkatkan prestasi sekolah dengan menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sekolah, guru, dan siswa sebagai komponen utama untuk mencapai tujuan sekolah. 


Pengelolan yang terkait dengan komponen sekolah dapat meliputi: 
  • (a) kurikulum praktis dan mantap; 
  • (b) tujuan yang menantang dan balikan yang efektif; 
  • (c) partisipasi orang tua dan masyarakat; 
  • (d) lingkungan yang tertib dan nyaman; dan 
  • (e) kolegialitas dan profesionalisme. 

Sementara, pengelolan yang terkait dengan komponen guru dapat mencakup:
  • (a) strategi instruksional; 
  • (b) manajemen kelas; dan 
  • (c) desain kurikulum. 

Adapun pengelolaan yang terakit dengan siswa mencakup:
  • (a) lingkungan rumah; 
  • (b) kecerdasan belajar; dan 
  • (c) motivasi. 


Ketiga komponen tersebut bersifat interrelatif, oleh karenanya harus dikelola secara sinergis dengan mendasarkan kepada prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi. Dari berbagai pandangan di atas, dapat ditegaskan bahwa kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah yang memfokus kepada pengembangan instruksional, organisasional, staf, layanan murid, serta hubungan dan komunikasi dengan masyarakat. Sajian tulisan ini akan mendeskripsikan kepala sekolah yang kompeten ditinjau dari aktifitasnya dalam berkomunikasi, membangun teamwork, mengambil keputusan, menangani konflik, dan memelihara budaya kerja di sekolah. 



 Kepala sekolah yang kompeten harus mengetahui: 
  • (a) mengapa pendidikan yang baik diperlukan di sekolah, 
  • (b) apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu sekolah, dan 
  • (c) bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi terbaik. 

Kemampuan untuk menguasai jawaban atas ketiga pertanyaan ini akan dapat dijadikan standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekola yang kompeten atau tidak. Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin yang kompeten di sekolah, selama periode kepemimpinannya kepala sekolah dapat melaksanakan hal-hal berikut. 


Dalam tahun pertama masa bakti kepemimpinannya, dapat melakukan hal-hal berikut: 
  • a. Menerima tanggungjawab sebagai kepala sekolah. Jika masih menekankan kepada administrasi dan disiplin, membiarkan guru mengajar di kelas, maka ia perlu merubah wawasannya menuju manajemen sekolah efektif 
  • b. Menetapkan tujuan dan menetapkan norma-norma atas dasar kebijakan yang telah digariskan oleh dinas pendidikan, nilai masyarakat, dan tentunya visinya sendiri tentang sekolah unggul 
  • c. Berkonsentrasi kepada upaya-upaya pembelajaran dan mulai melakukan kunjungan kelas 
  • d. Mengembangkan aktifitas dan struktur sesuai dengan tujuan, norma, dan maksud pendidikan 
  • e. Menyusun kalender akademik untuk menghindari hambatan belajar siswa, waktu perencanaan guru, dan seterusnya 
  • f. Mendukung saluran-saluran untuk melakukan komunikasi terbuka, pengambilan keputusan, dan problem-solving. Berusaha untuk memantapkan atmosfir kolegial 
  • g. Memperhatikan pertemuan dewan guru dalam memecahkan persoalan 
  • h. Merencanakan pementapan dan orientasi akademik 
  • i. Merencanakan sistem pemberian penghargaan bagi siswa dan staf 
  • j. Berinisiatif membangkitkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat 

Di tahun kedua, kepala sekolah menindaklanjuti ide-ide pada tahun pertama dengan kegiatan nyata, termasuk: 

  • 1) Memantapkan iklim akademik sekolah, harapan berprestasi tinggi dalam keterampilan dasar, penilaian kemajuan, dan prestasi siswa. Minat staf harus dikonsentrasikan ke hal-hal tersebut 
  • 2) Mendorong kepekaan sekolah terhadap masyarakat 
  • 3) Mentransformasi visi sekolah efektif kepada staf, siswa, dan orang tua 
  • 4) Beralih dari fokus persoalan yang sempit menuju orientasi program yang lebih luas 
  • 5) Tampil percaya diri dan lebih visibel di jalan, kelas, halaman sekolah, dan masyarakat 
  • 6) Berinisiatif melakukan observasi kelas dan kegiatan supervisi instruksional 
  • 7) Menjadwal peristiwa pelatihan instruksional 
  • 8) Memberi dukungan secara kontinyu kepada staf selama sesuai dengan tujuan sekolah yang lebih luas 
  • 9) Menjalin hubungan yang baik dengan komunitas sekolah, termasuk staf, siswa, orang tua, dan lingkungan; selalu memperlakukan staf, siswa, orang tua, dan pihak lain dengan rasa hormat. 

Pada tahun ketiga , kepala sekolah pada dasarnya menyempurnakan implementasi perubahan iklim dan prosedur sekolah dan melanjutkan reformasi. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat melakukan hal-hal berikut:
  • 1) Melanjutkan menyusun dan mentransformasi tujuan personal dan sekolah yang sejalan dengan pemerintah
  • 2) Memantau proses dan program instruksional 
  • 3) Mengkoordinasikan program instruksional, dengan memantapkan prestasi
  • 4) Mengambil peran penting dalam pengembangan program dan evaluasi dan keputusan tentang seleksi materi instruksional 
  • 5) Merencanakan dan menjadwal untuk penggunaan material dan sumber daya personil secara optimal 
  • 6) Mengorganisasi pelatihan inservice guru dalam bidang khusus dan teknik pengelolaan kelas 
  • 7) Menyempurnakan standar kinerja guru, siswa, staf, dan diri sendiri. Sumber : Internet.

Baca Selengkapnya......

Minggu, 21 Oktober 2012

PERTIMBANGAN SAAT KITA MEMILIH TABLET

1 komentar

Tablet sudah menjadi trend dan fenomena tersendiri di Indonesia. Tak heran jika begitu banyak tipe dan jenis tablet yang beredar di pasaran. Mulai dari merek papan atas berkualitas premium sampai merek lokal yang berharga di bawah sejutaan. Semuanya ikut nimbrung meramaikan bursa tablet tanah air. Dari sekian banyak tablet yang beredar pasti terbersit pertanyaan mau pilih tablet bermerek yang cenderung unggul dari sisi kualitas atau tablet lokal yang notabene lebih bersahabat terhadap harga. Juga ada paramater lain seperti fitur, OS, spesifikasi dan lain-lain. Nah, berikut kami paparkan rekomendasi jika hendak memilih tablet.Semoga bermanfaat...monggo disimak.... 1. Kesesuaian Harga Dengan Fitur Faktor pertama yang paling terlihat adalah masalah harga. Range tablet branded terbentang lebar mulai dari kelas 2 jutaan sampai 8 jutaan. Sementara tablet lokal bermain di kisaran angka 500 ribuan – 2 jutaan. Terlihat perbedaan signifikan di antara keduanya. Namun saat ini banyak pula tablet lokal berharga murah namun tetap memiliki kualitas prima. Dengan harga lebih murah, Anda tetap dapat menikmati pesona Android ICS, transfer data HSDPA, koneksi DLNA, dual kamera dan lain-lain. Tapi kalau Anda memang mengincar kualitas pastinya tablet branded yang jadi pilihan. Ambil contoh di kelas 3 jutaan, cukup banyak pilihan diantaranya Huawei MediaPad atau Acer Iconia Tab A101. Bahkan generasi terbaru Galaxy Tab 2 7 inci juga menambah persaingan tablet branded kian ketat. Spesifikasi yang bisa dibandingkan meliputi banyak hal. Selain versi OS, prosesor, kapasitas RAM dan ROM, jenis layar, atribut multimedia maupun sektor konektivitas. 2. Ukuran layar Ada beragam ukuran layar tablet di pasaran, mulai dari Pilih 5, 7, 8, 9 hingga di atas 10 incii. Tidak hanya dari segi fitur, varian tablet juga dibedakan dengan ukuran layar. Untuk urusan satu ini, pemilihan ukuran dan model sangat ditentukan selera. Saat pengguna membutuhkan portabilitas dan mobilitas, tablet 7 inci sudah cukup. Namun pengguna lain mungkin menginginkan punya tablet dengan ukuran layar lebih besar untuk keperluan editing dokumen, menonton film resolusi tinggi, atau browsing lebih nyaman. Pilihan bisa jatuh ke ukuran 9 atau 10 inci. Semuanya tergantung selera dan kebutuhan pengguna. Tablet segmen layar 5 inci termasuk langka dan umumnya merupakan perpaduan antara smartphone dan tablet. Salah satu yang cukup dikenal adalah Samsung Galaxy Note. Sementara di segmen 6 sampai 10 inci inci kaya variasi, mulai dari tablet lokal seperti Advan Vandroid T4, TiPhone Tpad Justin, Samsung Galaxy Tab 7.7 hingga Samsung Galaxy Tab 2 10.1 atau Asus Eee Pad Slider SL101. 3. Fitur Unik Satu kelebihan dan jadi nilai tambah bagi tablet lokal yang tidak dipunyai oleh tablet branded. Yaitu kapabilitas dalam memuat dua kartu SIM dan TV analog. Beberapa nama tablet lokal yang punya kemampuan itu seperti IMO Tab X-1, Beyond B Pad. Atau ada juga yang hanya menyuguhkan TV analog tanpa dual SIM macam Cyrus TV Pad atau Mito T200. Ada juga tablet yang mendukung teknologi 3D. Hanya sedikit yang sudah ditunjang dengan fasilitas seperti ini semisal Pixcom Andro 3D Tab 7. Tablet branded yang mendukung teknologi 3D adalah LG Optimus Pad, sayang sudah tidak dipasarkan lagi versi barunya. 4. Jenis Kamera Rata-rata tablet lokal hanya mengusung kamera 2 MP. Memang ada yang sudah support 3.2 bahkan 5 MP. Sementara tablet brended kebanyakan sudah mengadopsi kamera 5 MP. Memang ada nama-nama beken macam Galaxy Tab 7.0 Plus atau Galaxy Tab 7.7 yang hanya support kamera 3.15 MP. Namun hasil bidikan kameranya cukup bisa dipertanggungjawabkan. Pengaturan kamera maupun video pada tablet branded juga biasanya lebih beragam. Sehingga Anda dapat memaksimalkan hal ini untuk mendapatkan hasil foto yang lebih oke. Termasuk dalam hal pencahayaan, ketajaman maupun kontras warna. 5. Prosesor Kecepatan prosesor dan kapasitas memori yang digunakan juga turut memegang peranan. Dengan prosesor yang lebih baik pastinya kemampuan tablet dalam mengeksekusi ragam menu menjadi lebih optimal. Ditambah lagi kalau tablet tersebut sudah mengusung kemampuan berotak ganda alias dual core, dijamin kecakapannya dalam membuka banyak aplikasi secara bersamaan / multitasking tidak perlu diragukan lagi. Nah disini keunggulan yang tidak dimiliki tablet lokal dibanding tablet branded. Untuk keecepatan prosesor sangat bervariasi. Rata-rata tablet yang ada memakai prosesor sebesar 800 MHz – 1 GHz. Namun ada juga tablet yang sudah membenamkan otak bawaan sebesar 1,5 GHz. Jadi Anda harus ekstra hati-hati dalam memilih tablet berprosesor besar. Lalu apa sih manfaatnya punya tablet dual core ? Paling jelas dengan memiliki prosesor dual-core memungkinkan tablet melakukan berbagai hal lebih cepat, lebih efisien dan efektif. Tablet tersebut dapat memproses dua tindakan sekaligus, yang berarti lebih mudah bagi sistem operasi perangkat untuk menjalankan berbagai aplikasi maupun browsing yang intensif. 6. Teknologi layar kapasitif/ resistif Ada dua 2 jenis teknologi layar sentuh yang dipakai oleh tablet saat ini, yakni layar jenis kapasitif dan resistif. Layar kapasitif saat ini dianggap lebih baik dibandingkan layar resisitif. Mengapa? Berbeda halnya dengan layar sentuh resistif yang menggunakan alat bantu semisal stylus atau pen untuk pengoperasian menu. Dengan layar sentuh kapasitif, Anda hanya dapat menggunakan jari untuk memainkan navigasi di layar. Hal ini tentu saja memungkinkan fitur seperti dukungan multi-touch berjalan lancar dan akan membuat layar bekerja cepat dan efisien. Sementara layar sentuh resistif sensitif terhadap sentuhan apapun, karena sangat bergantung pada tekanan. Pada saat bersamaan, fungsi multi-touch layar resisitif malah kurang bagus dan responnya lebih lemah dibanding layar kapasitif. 7. Perhatikan OS yang dipakai Selanjutnya berbicara mengenai sistem operasi bawaan dari tablet. Sebagian besar tablet yang beredar mengusung Android kecuali tablet populer iPad yang menggunakan iOS. Jika Anda ingin berburu tablet Android dengan sistem operasi terbaru yakni Android v4.0 (Ice Cream Sandwich), pilihan sudah banyak. Di rentang harga sejutaan ada IMO Z5, Speed Up Pad Ice, Axioo Picopad7, Tabulet Troy2, Tabulet Beat 2, adalah nama-nama yang patut dipertimbangkan. Di segmen atas ada Samsung Galaxy Tab 2 10,1 dan Galaxy Tab 2 7.0, Tablet Android v3.0 yakni Honeycomb lebih didominasi produk dengan segmen harga menengah. Semisal Sony Tablet S, Toshiba Regza AT1SO, Huawei MediaPAd, Acer Iconia Tab A101 Sementara jika Anda berburu tablet jika masih ingin bermain dengan sistem operasi Gingerbread, maka IMO Tab X1, S Nexian Genius, Tabulet Octa 2 adalah pilihan terbaik di segmen entry level. Ada juga poduk vendor papan atas seperti HTC Flyer. Hati-hati, jangan sampai memilih tablet Android dengan kemampuan OS di bawah Gingerbread. Biasanya, kualitas atau user experience kurang memuaskan. Selain itu, fasilitas yang disediakan tak selengkap tablet ber-OS Gingerbead ke atas. 8. Tablet SIM atau non SIM Sebenarnya tablet sendiri lebih difungsikan sebagai alat bantu pekerjaan, media hiburan atau media browsing internet. Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya permintaan pasar akan sebuah tablet PC yang tidak hanya buat olah data dan bekerja. Banyak vendor mulai melepas tablet yang punya fungsi telefoni dan SMS (disupport SIM card operator). Meski begitu, tetap ada tablet yang konsisten tanpa disertai fungsi telefoni (non SIM card). Tablet tanpa slot SIM card biasanya dikhususkan untuk urusan pekerjaan atau hiburan. Sehingga dirasa fungsi telepon dan SMS sudah bisa dipenuhi oleh telepon selular. Contohnya, Samsung Galaxy Tab 7 WiFi atau Speed Up Pad S2 Ice. Sementara untuk tablet dengan fasilitas SIM card alias didukung fungsi telefoni plus layanan data paling banyak beredar. Bahkan tak puas hanya satu, pada beberapa tipe tablet lokal juga menyertakan kecakapan memuat dual SIM. Kartu pertama biasanya untuk pemakaian data internet sedang kartu kedua disiapkan untuk memenuhi paket telepon dan SMS murah contohnya IMO Tab X1. 9. Layanan Purna Jual Faktor penting lain adalah layanan purna jual (after sales service) dimana tempat servis center dan masalah garansi jadi perhatian. Tablet branded jelas unggul karena memiliki sentra-sentra servis center yang tersebar di berbagai tempat. Hal ini memudahkan pemiliknya melakukan perbaikan atau melayangkan keluhan saat tablet bermasalah. Sedang untuk Anda yang memilih tablet lokal, pastikan tablet lokal yang Anda beli memiliki layanan purna jual yang mudah dan gampang ditemui. Parhatikan pula kemudahan mendapatkan sparepart bagi tablet yang dibeli.

Baca Selengkapnya......
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

FANS BOX